Indonesia akan mulai menggunakan bahan bakar hayati B35 mulai dari Jan 2023 – kementerian energi
JAKARTA, 9 Des (Reuters) - Indonesia akan mulai mengimplementasikan penggunaan bahan bakar hayati dengan campuran 35% bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit, yang dikenal dengan nama B35, mulai dari Januari 2023, kata seorang pejabat senior kementerian energi pada hari Jumat.
Kini, produsen minyak kelapa sawit terbesar dunia, Indonesia, menggunakan B30, yang mengandung 30% bahan bakar hayati berbasis minyak kelapa sawit. Total alokasi bahan bakar berbasis minyak kelapa sawit untuk tahun 2023 diestimasikan sekitar 13 juta kiloliter pada tahun 2023, katanya.
Alokasi Indonesia di tahun 2022 adalah 11,03 kiloliter.
Persiden Indonesia Joko Widodo mengatakan kepada kabinetnya awal minggu ini untuk mempersiapkan mekanisme penerapan B35 di tengah ekspektasi harga harga minyak mentah yang akan tetap tinggi hingga tahun depan.
"Kebijakan B35 diambil untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dan untuk mengurangi impor, sementara itu, kebijakan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan,” kata pejabat kementerian Dadan Kusdiana.
Negara terbesar dan terpadat di Asia Tenggara tersebut merupakan salah satu importir bahan bakar utama di kawasan ini, tetapi pejabat mengatakan bahwa tagihan impor telah dikurangin secara signifikan sejak Indonesia mulai meningkatkan porsi minyak kelapa sawit di bahan bakar hayati.
Ekspektasi penerapan B35 membantu harga minyak kelapa sawit di Malaysia lebih tinggi, meskipun beberapa pelaku pasar kecewa karena campurannya akan lebih rendah dari perkiraan 40%.
Kementerian energi telah melakukan uji coba bahan bakar hayati yang mengandung 40% minyak kelapa sawit.
"Sepuluh dari 12 kendaraan yang diuji telah menyelesaikan uji jalan tanpa masalah signifikan dan kemudian hari kami akan menetapkan spesifikasi bahan bakar hayati B35,” tambah Dadan, merujuk pada uji coba B40.
"Semoga program B35 dapat diimplementasikan mulai Januari 2023.”
Indonesia sedang menguji dua formulasi B40, yang pertama merupakan campuran 40% fatty acid methyl esters (FAME) dan yang kedua adalah campuran bahan bakar dengan campuran 30% FAME dan 10% bahan bakar kelapa sawit ramah lingkungan yang disuling, diputihkan dan dihilangkan baunya (refined, bleached and deodorised palm oil / RBDPO).