Kesulitan Tenaga Kerja Mereda

PETALING JAYA: Kesulitan tenaga kerja pada sektor perkebunan kelapa sawit di Malaysia telah mereda di mana banyak pemilik kebun mengharapkan kenormalan pada akhir tahun, kata ketua eksekutif Asosiasi Minyak Kelapa Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Association / MPOA) Joseph Tek.

Ini menyusul kembalinya lebih banyak pekerja asing, katanya.

Berdasarkan survei asosiasi tersebut terkait rekrutmen tenaga kerja asing untuk tahun 2022, Tek mengatakan bahwa 21.000 tenaga kerja asing telah kembali ke perkebunan anggota MPOA.

Namun, kekurangan tenaga kerja dengan keterampilan yang tepat untuk memanen tetap menjadi tantangan utama dalam industri perkebunan, menurut Tek.

“Biasanya butuh waktu beberapa bulan untuk melatih tenaga kerja baru untuk menjadi terampil dalam pekerjaan perkebunan, terutama pemanenan.

“Keterampilan yang melekat dan budaya pekerja baru mungkin juga tidak mengarah pada produktivitas yang diinginkan.

“Butuh waktu dan mudah-mudahan ada kesiapan dengan produksi puncak tahun ini sehingga kerugian bisa ditekan,” ujarnya usai RUPS MPOA cabang Sabah di Sandakan, Sabtu lalu.

MPOA mewakili sekitar 70% dari area perkebunan kelapa sawit milik swasta di negara ini, yang merupakan 40% dari total area penanaman kelapa sawit.

Semantara itu, Tek memperkirakan industri minyak kelapa sawit global akan menghadapi ketersediaan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil / CPO) yang lebih ketat mengingat potensi peningkatan marjinal kurang dari 3% dalam hasil Malaysia dan Indonesia.

“Produksi CPO diperkirakan akan terpengaruh oleh curah hujan yang tinggi saat ini dan banjir di beberapa bagian Malaysia yang mempengaruhi perkebunan kelapa sawit.

“Ini akan membatasi produksi minyak kelapa sawit dalam waktu dekat karena gangguan jangka pendek pada operasi pemanen perkebunan, logistik, dan pengaturan buah yang lebih buruk,” jelasnya.

Tek menambahkan bahwa tiga tahun terakhir, La Nina telah menyebabkan kerusakan yang signifikan sementara meningkatnya pohon kelapa sawit yang sudah tua di Malaysia akan membatasi pasokan dan kegiatan penanaman kembali melambat karena biaya yang lebih tinggi.

Peristiwa lainnya yang akan berdampak pada industri termasuk potensi pergeseran cuaca dari La Nina ke El Nino, pembelanjaan konsumen Tiongkok dengan pembukaan kembali perbatasn, perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, kebijakan Indonesia terkait pembatasan ekspor di mana produsennya meningkatkan kewajiban bahan bakar nabati B35 dan pergerakan Dolar AS.

Mengenai harga CPO, Tek mengatakan: “Secara keseluruhan, harga seharusnya masih dapat bertahan di kisaran RM4.000 per ton dalam waktu dekat.”

Dia memperingatkan para pemain dalam rantai pasokan untuk memantau dengan cermat perkembangan terbaru di sektor ini dan membuat rencana yang sesuai untuk memitigasi risiko dan memanfaatkan setiap peluang yang mungkin muncul.

“Dengan menysun strategi dan mengejar rencana penanaman kembali yang pragmatis untuk keberlanjutan bisnis bersamaan dengan investasi dan pelatihan dalam mekanisasi yang tepat, terutama untuk pengumpulan di lapangan, terutama untuk pengumpulan di lapangan merupakan ‘panggilan pertempuran’ industri untuk mekanisasi atau musnah,” tambah Tek.

Di Sabah, katanya negara bagian tersebut memproduksi 23,3% CPO dalam negeri, menghasilkan 4,29 juta ton CPO dari lahannya yang seluas 1,51 juta hektar lahan perkebunan kelapa sawit.

Namun, hasil panen menurun 2,4% tahun-ke-tahun menjadi 15,4 ton per hektar per tahun sementara tingkat ekstraksi minyak dan biji telah menurun masing-masing sebesar 1,5% menjadi 20,25% dan 0,9% menjadi 4,47%.

“Pelaku industri Sabah berharap untuk membahas langkah-langkah dengan pemerintah negara bagian dan lembaga-lembaganya untuk meminimalisir hilangnya peluang panen dan pendapatan bagi petani dan negara karena kekurangan tenaga kerja.”

Diperkiran Sabah akan menderita kerugian lebih dari RM 5 miliar pada tahun 2022 karena kekurangan tenaga kerja.

Selain itu, Sabah harus memperhatikan profil pohon kelapa sawitnya yang berumur tua, yang merupakan wilayah dengan pohon kelapa sawit berusia di atas 25 tahun tertinggi di Malaysia, tambahnya.

Majalah Terbaru

Sponsor Kami