Menteri Koordinasi Bidang Kelautan & Investasi Berterima Kasih kepada Industri Minyak Kelapa Sawit karena Telah Menjadi Penyelamat Perekonomian

JAKARTA – Menteri Koordinasi Bidang Kelautan & Investasi Luhut Binsa Panjaitan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada industri minyak kelapa sawit Indonesia karena telah menjadi tulang punggung dan penyelamat perekonomian nasional di tengah pelamahan sektor ekonomi yang lain.

“Kami berterima kasih kepada industri minyak kelapa sawit yang telah menjadi pilar utama dan penyelamat perekonomian negara kita, terutama pada saat wabah Covid-19 merebak,” kata Luhut dalam presentasinya di sebuah konferensi virtual minyak kelapa sawit.

Luhut mengatakan industri kelapa sawit telah membuktikan sekali lagi bahwa ia merupakan sektor dengan kinerja terbaik dibandingkan dengan sektor usaha lain. Di tengah pandemi, angka ekspor produk minyak kelapa sawit berhasil mempertahankan pertumbuhan positif meskipun permintaan di beberapa negara tujuan ekspor menurun. Hingga bulan September 2020, nilai ekspor minyak kelapa sawit mencapai 13,85 Miliar Dolar Amerika.

Luhut memastikan pemerintah akan terus berbisnis minyak kelapa sawit. Kepastian usaha tersebut diharapkan akan meningkat lebih lanjut setelah implementasi RUU Cipta Kerja di bidang penciptaan lapangan pekerjaan. “RUU Cipta Kerja mengatur aspek tata kelola lahan, perizinan usaha minyak kelapa sawit, dan kemitraan antara perusahaan dengan petani kecil,” katanya.

Dia mengatakan bahwa semua ketentuan RUU Cipta Kerja ditujukan untuk menciptakan kepastian usaha, kemudahan berusaha dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.

“Kami berharap dengan terbitnya RUU Cipta Kerja dan pelaksanaan peraturannya, investasi di industri minyak kelapa sawit, baik sektor hulu maupun hilir, akan semakin meningkat,” kata Luhut.

Di sisi lain, Luhut juga mengingatkan tantangan yang dihadapi oleh industri minyak kelapa sawit, terutama kampanye negatif di dalam dan luar negeri. Mengingat pentingnya industri minyak kelapa sawit bagi Indonesia, Luhut mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama melawan informasi negatif tentang industri minyak kelapa sawit.  Ia juga menggarisbawahi pentingnya menerapkan prinsip keberlanjutan dalam membudidayakan perkebunan kelapa sawit.

“Saya ingin menyampaikan rasa appresiasi saya terhadap Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang selama ini mempromosikan dan mengkampanyekan industri minyak kelapa sawit Indonesia, kata Luhut.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua bidang Agrobisnis, Pangan dan Kehutanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Franky O. Widjaja mengemukakan bahwa industri minyak kelapa sawit tidak hanya mendukung perekonomian nasional saja, namun ia juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai sektor yang padat karya. Ia mencatat bahwa setidaknya ada 16 juta orang dipekerjakan secara langsung maupun tidak langsung di industri minyak kelapa sawit.

Franky mengimbau industri minyak kelapa sawit untuk tetap mendukung ketahanan pangan global, seiring dengan meningkatnya permintaan global akan minyak nabati dan juga meningkatnyaa populasi dunia. Dia menegaskan sebagai minyak nabati yang paling produktif dan paling efisien di antara minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit harus mampu memenuhi kebutuhan pasar global akan minyak nabati.

Perkebunan kelapa sawit dapat memproduksi setidaknya 5 ton minyak kelapa sawit mentah (CPO) per hektar setiap tahunnya, sehingga mereka hanya memerlukan lahan berukuran 40 juta hektar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dibandingkan dengan minyak kedelai yang menghasilkan rata-rata 0,45 juta ton per hektar setiap tahun, memerlukan lahan berukuran 445 juta hektar dan biji rapa yang yang menghasilkan 0,78 juta ton per hektar setiap tahun dengan luas lahan seluas 290 juta hektar.

Dengan potensi yang sedemikian besar, Franky yakin industri minyak kelapa sawit Indonesia akan dapat memenuhi permintaan minyak nabati dalam negeri dan luar negeri, apalagi jikan tingkat produktivitasnya dapat ditingkatkan.

Majalah Terbaru

Sponsor Kami