Pabrik Solar Terbarukan Berbasis Minyak Kelapa Sawit Pertama Akan Dibangun Di Brazail
Produsen minyak kelapa sawit Brazil Biofuels (BBF) dan Vibra Energia, distributor bahan bakar utama di Brazil, memasuki kesepakatan untuk membuka konstruksi pabrik minyak nabati yang diolah dengan hidrogen (hydrotreated vegetable oil / HVO) pertama dalam negeri, media lokal melaporkan.
BBF akan menginvestasikan BRL1,8 miliar ($323 juta) di unit terbaru yang akan menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku, daripada minyak kedelai yang biasanya melimpah di negara tersebut, dan diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2025 di zona bebas pajak di kota Manaus, negara bagian Amazona.
Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku kontroversial dalam bahan bakar hayati karena perannya yang disebutkan dalam perubahan fungsi lahan dan deforestasi di negara tropis.
Mengingat hal itu, komoditas yang digunakan dalam bahan bakar hayati FAME dan HVO akan dibatasi di Eropa mulai tahun 2023 dan diperkecil sebelum larangan langsung pada tahun 2030, sementara tanaman yang disalahkan atas deforestasi ditargetkan dalam komitmen internasional yang diumumkan baru-baru ini pada konferensi iklim PBB, COP26.
Di bawah kesepakatan tersebut, Vibra Energia akan mengkomersialkan seluruh hasil pabrik yang akan memiliki kapasitas awal untuk memproduksi 500 juta liter minyak kelapa sawit berbasis HVO per tahun.
“Vibra telah dihubungi oleh pelanggan seperti industri pertambangan dan pertanian yang me,butuhkan solar untuk mengoperasikan rantai pasokan merekan dan memiliki agenda dekarbonisasi,” kata direktur eksekutif operasional Vibra, Marcelo Bragança kepada koran bisnis lokal Valor Econômico Tpada hari Selasa.
Brazil sedang mempertimbangkan apakah akan menetapkan mandat 2% HVO dalam campuran bahan bakar hayati Brazil, tetapi menurut Bracanga, bahkan tanpa mandat, prospeknya menguntungkan untuk permintaan HVO dalam negeri.
HVO dianggap lebih hemat emisi dibandingkan solar biasa, dan dapat digunakan secara langsung pada mesin bertenaga solar atau dicampur pada tingkat apapun dengan solar berbasis fosil.
Tetapi penggunana minyak kelapa sawit dan minyak kedelai dalam HVO, yang djuga dikenal sebagai solar terbarukan, telah lama menjadi target kelompok lingkungan – terutama di negara yang telah dirusak oleh deforestasi yang meluas dan perubahan penggunaan lahan.
BBF mengatakan bahwa ia akan mengambil minyak kelapa sawit dari unitnya di utara Brazil serta dari 10 area baru yang telah dipetakan perusahaan tersebut di wilayah Amazon.
Namun HVO disebut-sebut sebagai bahan bakar ramah lingkungan oleh produsen, dan BFF mengatakan bahwa perkebunan kelapa sawit akan berada di lahan yang patuh pada ‘zona kelapa sawit’ yang dikatakan hanya mengizinkan penanaman kelapa sawit di area yang gundul sebelum tahun 2007.