Negara bagian Edo, Nigeria sedang meningkatkan investasi untuk menghidupkan kembali produk minyak kelapa sawit

Sebuah proyek berkelanjutan di selatan Nigeria, negara bagian Edo sedang membantu industri kelapa sawit untuk kembali ke kondisi beberapa dekade yang lalu setelah dikalahkan oleh produsen ternama Indonesia dan Malaysia.

Sejak tahun 1960-an, ketika Nigeria masih menjadi produsen utama minyak kelapa sawit, zat yang diekstrak dari pohon kelapa sawit telah menjadi salah satu minyak yang paling serbaguna dan dapat ditemukan di berbagai produk. Tetapi setelah merdeka di tahan 1960, Nigeria telah meningkatkan fokusnya pada minyak mentah, yang menyebabkan goyahnya pertanian dan penurunan produksi minyak sawitnya. Saat ini, negara tersebut mengimpor mayoritas minyak kelapa sawitnya dari Indonesia dan Malaysia, yang keduanya menghasilkan 85% produksi global.

Dikarenakan perkebunan kelapa sawit cocok untuk tumbuh sekitar lima derajat dari garis khatulistiwa, Nigeria, dan kebanyakan negara Afrika lainnya memiliki keunggulan kompetitif. Di negara bagian Edo, dimana pemerintah daerah telah meluncurkan strategi terkoordinasi untuk menumbuhkan industri, pembuat kebijakan harus belajar dari kesalahan di masa lalu untuk mempersiapkan dasar bagi masa depan berkelanjutan. Godwin Obaseki, gubernur Edo mengatakan bahwa industri harus lebih sadar akan jejak lingkungannya agar dapat berkembang. Di Edo, katanya, kami melakukan hal yang berbeda, yaitu “kami tidak akan menebang hutan untuk menanam kelapa sawit, tetapi kami akan menanam kelapa sawit dan mendorong petani untuk menanam kembali hutan kami.”

Atas dasar ini, Obaseki menambahkan bahwa negara bagiannya mengembangkan strategi dimana perusahaan akan mengembangkan perkebunan di atas lahan terdegradasi. Dalam pemberian konsensi perusahaan, mereka juga akan menuntut restorasi kawasan hutan yang terdegradasi setara dengan 25% dari lahan milik mereka.

Majalah Terbaru

Sponsor Kami