Indonesia semakin mengekang ekspor minyak

JAKARTA, INDONESIA — Sekitar 400.000 hingga 800.000 ton minyak kelapa sawit Indonesia diestimasikan akan diblokir dari pasar global selama tiga bulan ke depan setelah pemerintah mengatakan bahwa mereka akan menangguhkan dua pertiga ekspor minyak kelapa sawit untuk menopang persediaan minyak goreng domestik, menurut laporan Jaringan Informasi Pertanian Global dari Layanan Pertanian Asing Kementerian Pertanian AS.

Pada tanggal 6 Februari, Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, mengatakan bahwa 66% izin ekspor minyak kelapa sawit (izin yang telah dikeluarkan untuk perusahaan yang mematuhi kebijakan Kewajiban Pasar Domestik pemerintah) akan ditangguhkan segera hingga tanggal 1 Mei.

Keputusan pemerintah untuk menangguhkan dua pertiga ekspor minyak kelapa sawit dilakukan sebagai respon kenaikan harga minyak goreng dan untuk memastikan persediaan menjelang Ramadan dan Lebaran. Selain kenaikan harga, konsumen di beberapa wilayah di Indonesia melaporkan kesulitan mendapatkan minyak goreng bersubsidi, meskipun Kementerian Perdagangan memberlakukan batas pembelian 5kg per orang. Pemerintah telah menetapkan target kenaikan persediaan minyak goreng domestik sebesar 50% menjadi 450.000 ton per bulan selama tiga bulan ke depan.

Eksportir masih bisa mengirimkan 34% sisa dari ekspor minyak kelapa sawit resmi, dan penangguhan 66% mungkin akan dicabut pada awal Mei 2023, sambil menunggu tinjauan pemerintah.

Majalah Terbaru

Sponsor Kami