China Akan Mengimpor Lebih Banyak Minyak Kelapa Sawit Indonesia Pada Tahun 2024: GAPKI

China kemungkinan akan membeli 8 juta ton minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2024 setelah impor mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, menurut sebuah asosiasi produsen komoditas tersebut.

Sejak tahun 2019, Beijing telah menjadi pembeli utama minyak kelapa sawit Indonesia menurut negara dengan impor mencapai 8,15 juta ton pada tahun tersebut. Namun, pandemi menyebabkan China mengimpor lebih sedikit minyak kelapa sawit dari negara Asia Tenggara tersebut.

Asosiasi Produsen Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melaporkan bahwa China hanya membeli 6,17 juta ton minyak kelapa sawit dari Indonesia pada tahun 2020 yang terdampak Covid. Angka tersebut kemudian sedikit meningkat menjadi 6,65 juta ton pada tahun 2021 dan menyusut menjadi 6,35 juta ton setahun kemudian. Indonesia telah mengekspor 3,35 juta ton minyak kelapa sawit ke China hingga paruh pertama tahun 2023.

"Ekspor minyak kelapa sawit kami ke China diperkirakan akan sedikit naik menjadi 7 juta ton pada tahun 2023, dan setidaknya mencapai 8 juta ton tahun depan," kata ketua Gapki, Eddy Martono, dalam sebuah forum baru-baru ini.

"Walaupun begitu, kita harus terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mencari pasar-pasar non-tradisional yang baru," tambah Eddy.

Eddy mengaitkan peningkatan impor China dengan pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Data Gapki menunjukkan bahwa China sebelumnya kalah dibandingkan India dalam hal impor minyak kelapa sawit Indonesia.

Pada tahun 2017, China hanya membeli 4,6 juta ton minyak kelapa sawit dari Indonesia, lebih sedikit dari India (7,79 juta ton). Uni Eropa (UE) pada saat itu mencatat impor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 5,54 juta ton.

Menurut Gapki, total ekspor minyak kelapa sawit Indonesia mencapai 16,31 juta ton pada Januari-Juni 2023, menandai peningkatan sebesar 35,49 persen dari 12,04 juta ton yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu. Permintaan yang meningkat dari China dan negara-negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, dan Bangladesh adalah yang mendorong angka ini.

Dari segi nilai, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia pada paruh pertama tahun 2023 mencapai $14,6 miliar. Ini merupakan penurunan sebesar 17,18 persen dibandingkan dengan $17,63 miliar selama periode yang sama pada tahun 2022. Gapki mengaitkan penurunan ekspor ini dengan penurunan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO).

Indonesia memproduksi 27,29 juta ton minyak kelapa sawit pada Januari-Juni 2023, naik sebesar 16,15 persen dari 23,5 juta ton yang tercatat pada paruh pertama tahun 2022. Produksi pada semester pertama tahun 2023 mencakup CPO (24,89 juta ton) dan minyak inti sawit (2,39 juta ton).

Majalah Terbaru

Sponsor Kami