Menteri: Indonesia Sumbangi 54% Ekspor Minyak Sawit Dunia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa Indonesia mendominasi ekspor minyak sawit global, dengan menyumbang 54 persen dari pasokan minyak sawit dunia.

Pada tahun 2023, total produksi minyak sawit Indonesia mencapai 56 juta ton dengan realisasi ekspor mencapai 26,33 juta ton, jelasnya.

"Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan produksi sebesar 56 juta ton. Ekspor kita mencapai 26,33 juta ton dan menyumbang 54 persen dari pasar dunia," kata Hartarto pada Rapat Koordinasi Nasional Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan 2019–2024 pada hari Kamis.

Menurutnya, minyak sawit adalah komoditas strategis bagi Indonesia. Pada tahun 2023, nilai ekspor minyak sawit mencapai Rp28,45 miliar (US$1,7 juta), atau hampir 12 persen dari ekspor nonmigas.

Selain itu, industri minyak sawit berkontribusi pada sektor tenaga kerja dengan mempekerjakan langsung dan tidak langsung sebanyak 16,2 juta orang, tegasnya.

"Minyak sawit juga merupakan penggerak ekonomi di daerah penghasil minyak sawit dan membawa pembangunan di daerah pedesaan serta mengurangi tingkat kemiskinan," tambah Hartarto.

Oleh karena itu, kementeriannya terus mengembangkan hilirisasi minyak sawit dengan memproduksi produk jadi yang bernilai lebih tinggi, misalnya biodiesel B40 yang berasal dari minyak sawit, yang telah dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif berkelanjutan.

Lebih lanjut Hartarto mengatakan bahwa kementeriannya saat ini fokus pada menciptakan industri minyak sawit berkelanjutan dengan melakukan berbagai upaya melalui berbagai kebijakan, termasuk sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Peraturan presiden tentang ISPO bertujuan untuk mempercepat sertifikasi berkelanjutan bagi perusahaan besar dan perkebunan kelapa sawit.

"Peraturan presiden telah direvisi dan ISPO juga mencakup keterlacakan rantai pasokan minyak sawit dengan memperkuat konsep hilirisasi," kata menteri.

Pemerintah, melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), telah menyalurkan dana sebesar Rp9,25 triliun untuk lahan seluas 331.007 hektar untuk program PSR.

Sebelumnya, pemerintah telah meningkatkan pendanaan untuk program PSR dari Rp30 juta menjadi Rp60 juta per hektar, kata Hartarto.

Majalah Terbaru

Sponsor Kami