Pemindahan Tenaga Kelapa Sawit: Indonesia dan India Menandatangani Pakta 3 Tahun untuk Mengamankan Pangan, Kekayaan, dan Masa Depan

New Delhi, Juli 2025 – Dalam langkah strategis dan berwawasan ke depan, Asosiasi Produsen Minyak Nabati India (IVPA) dan Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (IPOA/GAPKI) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tiga tahun untuk meningkatkan kerja sama bilateral di sektor kelapa sawit. Aliansi dinamis ini tidak hanya memperkuat hubungan perdagangan yang sudah kuat antara kedua negara, tetapi juga menguraikan peta jalan yang ambisius untuk keberlanjutan, ketahanan pangan, dan ketahanan ekonomi.

Dengan India mendapatkan lebih dari 60% kebutuhan minyak nabati dan Indonesia berdiri tegak sebagai pemasok minyak sawit utamanya selama lebih dari satu dekade, pakta ini jauh lebih dari sekadar dokumen. Ini adalah janji untuk membentengi sumber kehidupan perdagangan minyak nabati antara dua kekuatan ekonomi. Pada tahun 2024 saja, perdagangan bilateral menyentuh USD 26 miliar, dengan minyak sawit memainkan peran utama: ekspor dari Indonesia ke India sebesar USD 20,3 miliar, dan impor sebesar USD 5,7 miliar mengalir kembali.

"MoU ini mencerminkan komitmen bersama kami terhadap rantai pasokan minyak sawit transparan yang siap di masa depan yang menguntungkan konsumen dan produsen," kata Sudhakar Desai, Presiden IVPA, selama IVPA Global Roundtable di New Delhi.

Perjanjian tersebut menguraikan lima pilar kerja sama yang kuat:

  • Pertukaran Teknis & R&D: Dari kemitraan penelitian hingga transfer teknologi, kedua belah pihak akan mendorong produktivitas sekaligus meminimalkan kerusakan lingkungan.2.
  • Peta Jalan Keberlanjutan: Inisiatif bersama akan meningkatkan produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat, meningkatkan ketertelusuran, dan melibatkan petani kecil—prioritas inti bagi kedua negara
  • Kebijakan & Advokasi: Pakta ini mendukung upaya terkoordinasi untuk menyederhanakan peraturan, mempromosikan perdagangan yang adil, dan menstabilkan harga pasar.
  • Langkah-langkah Ketahanan Pangan: Kedua asosiasi akan bersama-sama merencanakan untuk mengurangi risiko rantai pasokan dan memperkuat Misi Minyak Nabati Nasional India.
  • Intelijen Pasar: Berbagi data perdagangan, harga, dan produksi secara real-time akan memberdayakan kedua belah pihak untuk membuat kebijakan dan keputusan industri yang lebih cerdas

Menggaungkan tujuan tersebut, Dr. M. Fadhil Hasan, Kepala Urusan Luar Negeri, GAPKI, menekankan:
"Minyak sawit tetap vital bagi perekonomian Indonesia. Melalui sertifikasi ISPO, konservasi hutan, dan produksi yang bertanggung jawab, kami bertujuan untuk mendukung tujuan ketahanan pangan dan iklim India.

"Dia menegaskan kembali dedikasi Indonesia terhadap pertanian yang tahan iklim dan pasokan minyak sawit yang aman yang bersumber secara bertanggung jawab.

Sementara tantangan seperti kepatuhan petani kecil tetap ada, MoU berjanji untuk mendorong inovasi inklusif dan menciptakan rantai pasokan yang tangguh yang tidak meninggalkan petani di belakang. Eddy Martono, Ketua GAPKI, mencatat:
"Kemitraan ini akan memperdalam ikatan ekonomi timbal balik dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan di sektor kelapa sawit. Minyak sawit dan turunannya sendiri menyumbang USD 4,4 miliar, menggarisbawahi kepentingan strategisnya.

"Pakta ini didukung oleh dialog yang sedang berlangsung antara Kementerian Perdagangan & Industri India dan Kementerian Perdagangan Indonesia. Ini juga melengkapi Misi Minyak Nabati Nasional India, dengan kedua pemerintah secara aktif berpartisipasi dalam pembentukan kelompok kerja untuk mengawasi implementasi dan metrik kinerja.

Dari inovasi dan keberlanjutan hingga ketahanan pangan dan stabilitas perdagangan, pakta minyak sawit India-Indonesia lebih dari sekadar perjanjian perdagangan, ini adalah aliansi transformasional yang ditetapkan untuk membentuk kembali masa depan dinamika minyak nabati global.

Majalah Terbaru

Sponsor Kami